Jumat, 05 November 2010

CATATAN SEBUAH PERJALANAN " Tempatku mulai mengerti arti sebuah cita-cita"

Adalah sebuah SD 051 Tanah Datar Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu Riau, merupakan bantuan Inpres demi mensukseskan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh almarhum Presiden Soeharto. sebagaimana diceritakan sebelumnya bahwa disinilah anak anak 3 Kampung belajar dan bersekolah...demi merubah hidup yang lebih baik dikemudian hari. Saat itu, Bulan Juli 1987, dengan berjalan kaki sekitar 2 km, saya diantar oleh ayah untuk bisa bersekolah..umur penulis saat itu adalah 7 tahun. Penulis masih ingat saat itu, ayah membawa setandan pisang untuk Kepala Sekolah ...(saat itu kami penduduk kampung hanya bisa memberikan hasil pertanian kami untuk menghargai seseorang, disamping uang juga susah pada saat itu, tanah masih subur dan hasil pertanian masih melimpah ruah bak kata nyanyian"Bukan lautan hanya kolam susu,........................dan seterusnya) . Dan alhamdullilah pisang tersebut diterima dengan senang hati oleh Kepala Sekolah..Penulis juga masih ingat nama Kepala Sekolah tersebut adalah Bapak Masfarrudin kalau tidak salah dari Muara Lembu (sekarang Kabupaten Kuantan Singingi). Setelah resmi diterima di SD tersebut, kami diperbolehkan masuk kelas..dan guru kami adalah Bu Rembang Ginting....yahhh penulis masih ingat dihari pertama ibu itu banyak memberikan semangat dan motivasi kepada kami agar tetap bersemangat untuk mengejar cita cita agar kehidupan kami lebih baik dikemudian hari nanti. Beliau juga mengatakan bahwa walaupun kami orang kampung, tetapi cita-cita harus setinggi langit, walaupun saat ini kita dalam keadaan ssusah payah tetapi belum tentu dikemudian hari nasib kami akan seperti ini......itulah sekelumit motivasi dari guru kelas satu kami Bu Rembang Ginting.

Cerita ini tentu akan menjadi monoton dan kurang inspiratif karena selanjutnya penulis akan menceritakan nasehat-nasehat yang diberikan oleh Bu Rembang Ginting tadi.....yah sepulang sekolah setelah makan (( biasanya nasi, sayur dan cabe sudah terasa sangat enak dan lezat bagi kami orang kampung ). Akhirnya saya merenung dan sempat beripikir apakah benar dan mungkin akan tercapai cita-cita orang kampung yang jauh dari kota plus lingkungan yang hanya bersekolah untuk tetap mempertahankan hidup bukan hidup untuk bersekolah....lama saya terdiam dan tercenung..tapi akhirnya penulis berpendapat bahwa apa pula salahnya kalau punya cita-cita walaupun belum tentu cita-cita itu akan terwujud.

Selanjutnya penulis mulai belajar dan mengulangi pelajaran yang diajarkan disekolah mulai dari cara membaca, menghitung, mengaji, dan pengetahuan2 umum yang diajarkan...ingat saat itu jarang anak kelas 2 SD yang sudah pandai membaca apalagi sebelum masuk SD seperti saat ini ( tidak ada TK ,play Group, atau PAUD ) orang bersekolah hanya sekedar untuk mempertahankan hidup....itu sudah moto turun temurun. Dikampung Tanah Datar dan juga kampung2 sekitarnya belum ada PLN, jadi pada malam hari kampung terasa gelap gulita karena pencahayaan hanya berasal dari lampu pelita yang dari kejauhan nampak kelap kelip. Sesekali warga masyarakat memakai lampu " strongkin" mngkin bahasa halusnya lampu pompa...sehingga warna cahayanya putih dan terang..dan itu hanya dilakukan bagi keluarga yang mempunyai acara kenduri, mendoa, atau acara2 yang lainnya. Selain ada acara acara tersebut maka apabila malam sudah datang kampung kami diam, senyap, sunyi dan tenggelam dalam bayang-bayang burung kelelar, rangkok, ataupun burung gelatik yang melintasi kampung kami. tidak jarang juga burung burung gelatik yang berjumlah ribuan tersebut hinggap dan numpang tidur di atas pohon pohon tanaman kami. Karena jumlahnya ribuan, maka kadang2 kami arahkan ketapel dari bawah pohon tanpa melihat keatas maka terjatuh burung gelatik tersebut... dan kami panggang ramai ramai.

Kembali ke cerita awal, akhirnya pada saat itu saya berpikir bahwa hidup harus berubah...orang tua kami sudah sangat bersusah payah dan meneteskan keringat sebesar biji jagung setiap hari untuk mengasuh, mendidik dan membesarkan kami.....Saya mulai rajin meminjam buku2 perpustakaan di sekolah untuk dibawa pulang...dan pada malam harinya saya baca dan pahami isi buku2 tersebut...menyedihkan memang kalau dikenang dimana penulis membaca hanya diterangi lampu pelita buatan ibu i. Tapi apa boleh buat hidup akan terus berjalan, keadaanlah yang menghendaki kami untuk seperti itu....Bukan buku2 pelajaran saja yang aku pinjam dari perpustakaan sekolah, tetapi sekaligus buku buku cerita yang mengasyikkan.. dan aku masih ingat betul judul buku tersebut adalah "Bertemu di Pulau Harapan" menceritakan tentang sebuah keluarga yang susah payah untuk bertahan hidup di Semarang, dekat pasar Johar..endingnya mereka bertemu di sebuah daerah baru yang menjanjikan karena mereka ikut program transmigrasi...sekarang buku tersebut masih ada atau nggak. mngkin sudah hilang dari peredaran.

Usahaku belajar dan membaca setiap malam, walaupun hanya ditemani lampu pelita ternyata membawa hasil. pada ujian kelas 3 naik ke kelas 4 aku sudah dapat Rangking 3, dan dikelas 4, 5 dan 6. Alhamdullilah aku tidak pernah keluar dari Rangking 3 bahkan pernah dapat juara umum. Mungkin ini juga hasil kerja keras dan semangat pantang menyerah sehingga pada saat pengumuman lulus dikelas enam...sekali lagi alhamdullilah aku meraih NEM yang tertinggi disekolahku ..kalau tidak salah 35 pada saat itu.

Aku dan keluarga sangat senang melihat kenyataan ini bahkan karena terlalu semangatnya..Aku dibelikan sepeda Jeng ki untuk melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Belilas Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Singkat cerita, di SMP pun penulis lumayan bisa berprestasi, diawali dengan penataran P4 ( Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) dulu penataran p4 wajib bagi semua sekolah dari SD, SMP dan SMA..satu minggu sebelum KBM. Dan alhamdullilah aku mendapatkan nilai tertinggi untuk penataran p4 di SMP N 1 Belilas. Salah satu keunggulan di SMP Negeri 1 Belilas (sekarang SMP Negeri 1 Seberida ) adalah kegiatan Kepramukaan...siswa dan siswi di SMP ini sering ikut Jambore Nasional tingkat Penggalang...bahkan baru-baru ini salah seorang siswa smp tersebut mewakili Riau untuk tingkat Nasional dalam Bidang IPA ( kalau nggak salah Fisika). Jadi Pramuka adalah Ekskul favorite di SMP ini....SMP Negeri 1 Belilas sendiri adalah SMP yang terdekat dari kampungku walaupun terletak dikecamatan yang berbeda...ada satu SMP yang berada satu kecamatan dengan kampungku yaitu SMP N 5 Pekan Heran..tetpai jaraknya 2 kali lipat dengan SMPN 1 Belilas. Aku sendiri sangat bahagia sekolah disini...dan berbagai prestasi juga lumayan aku raih disini...prestasi seperti apa dan bagaimana cara meraihnya akan saya sambung pada episode berikutnya.....penulis mohon maaf karena terkesan menampilkan kebaikan diri penulis, penulis tidak bermaksud untuk sombong ataupun Ria karena sifat2 tersebut akan mencelakakan diri penulis sendiri dan yang paling penting sifat2 tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT. Maksud penulis menulis catatan ini adalah memberi semangat dan motivasi bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi Mhn Maaf.....Wassalam............(TO BE CONTINUED)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar